1.
Muhammad Iqbal
Muhammad Iqbal adalah tokoh muslim abad XX yang sangat
berjasa di berbagai bidang, baik politik, filsafat, sastra, maupun agama. Iqbal
adalah pakar ilmu filsafat barat.
Ia dilahirkan di
Sialkot, Punjab pada tanggal 22 Februari 1873. Salah satu kegemarannya adalah
membaca dan menghafal Al-qur’an. Selain dididik oleh ayahnya beliau juga
dididik oleh Maulana Mir Hasan. Pengaruh didikan Maulana, menjadikan beliau
sebagai penyair dengan semangat keislaman yang tinggi.
Setelah menamatkan
pendidikan dasar di tanah kelahirannya,beliau melanjutkan sekolah di Government
Collage, Lahore pada tahun 1885. Lalu, ia juga melanjutkan studi di Cambridge,
Inggris(1905) dan studi di Munich, Jerman(1907). Di Munich Iqbal meraih gelar
Doktor dengan disertasi berjudul, “The Development of Metaphisics in Persia”. Disertasi ini merupakan karya
filsafatnya yang pertama. Setelah itu, Iqbal kembali ke Lahore pada tahun 1908.
Sebagai filsuf muslim, Iqbal
sering menuangkan gagasan tentang pribadi manusia (ego) yang kemudian menjadi
tema pokok sejumlah puisinya. Diantara beberapa judul puisinya adalah Syikwah(Keluhan),
Jawab-I-Syikwah(Jawaban keluhan),dan Asrari(Rahasia pribadi).
Ia juga aktif dalam dunia politik.
Ia pernah menjadi Presiden Liga Muslim. Ia juga pencetus Negara Islam
Pakistan.Dan beliau meninggal pada tanggal 21 April 1923 di Lahore.
2. yaqut al-HAMAWI
Yaqut al-Hamawi adalah salah satu penulis ensiklopedi geografi terkenal
dalam sejarah sastra Arab. Ayahnya berkebangsaan Romawi. Ketika masih kecil, ia
dibeli oleh seorang pedagang dari kota Hammah dan diberi nama Yaqut bin
‘Abdullah. Orang tua angkat Yaqut memberinya kesempatan belajar agama islam dan
bahasa arab.
Selama
beberapa tahun, Yaqut menekuni pekerjaan yang sama dengan pekerjaan orang tua
angkatnya, yaitu sebagai juru tulis perniagaan, hingga akhirnya ia
dimerdekakan. Setelah itu, Yaqut bekerja sebagai penulis. Pada tahun 1228,
Yaqut berhasil menyelesaikan ensiklopedi geografinya yang monumental,
yaitu Mu’jam al-Buldan. Selain itu masih ada buku karya beliau yang terkenal
pula, yaitu Mu’jam al-Udaba’. Mu’jam al-Udaba’ adalah sebuah ensiklopedi
geografi, sedangkan Mu’jam al-Buldan (ensiklopedi negara-negaradi dunia) adalah
sebuah ensiklopedi yang tidak hanya berisi informasi geografis, tapi juga
sejarah, pengetahuan umum, dan sastra.
Mu’jam
al-Buldan merupakan sebuah buku geografi berbahasa arab terbaik pada abad pertengahan.
Berkat ensiklopedinya yang dibuat dengan penuh ketelitian dan kejujuran itu,
Yaqut mendapat gelar sebagai ”Ahli geografi Arab”.
3. AL-KINDI
Nama lengkapnya adalah Abu
Yusuf Ya’qub bin Ishak al-kindi. Masyarakat barat sering menyebutnya al-Kindus.
Al-Kindi berasal dari Arab Selatan. Ia lahir pada tahun 809. Al-Kindi dikenal
sebagai seorang filosof yang mahir kimia dan matematika.
Dalam sejumlah Al-Kindi
sering membahas tentang logika dan matematika. Ia juga sering mengulas buku
karya Aristoteles. Dalam catatan biografinya, al- Muntakhab, dikatakan bahwa ia
adalah muslim pertama yang terkenal dibidang filsafat. Para ilmuwan Arab
menganggapnya sebagai pendiri Filsafat muslim Arab. Seorang filosof sempurna
dan pemikir yang bijak.
Dengan
kecerdasan dan keahliannya, al-Kindi juga menulis buku tentang kriptologi atau
seni memecahkan kode. Dalam bukunya yang berjudul “Risalah fi Istikhraj
al-Mu’amma” atau Manuscript for the Decipthering Cryptographic Message itu , ia
menjelaskan beberapa cara menguraikan kode rahasia.
Lewat buku ini, al-Kindi
memperkenalkan penggunaan metode stistika untuk memecahkan kode rahasia.
Pengalamannya bekerja sebagai penerjemah sandi rahasia dan pesan tersembunyi
yang terdapat dalam naskah asli Yunani dan Romawi, telah mempertajam naluri al-Kindi
dibidang kriptoanalisa. Tidak hanya menguasai ilmu kriptografi, al-Kindi juga
pakar dibidang matematika.
Ia telah menghasilkan beberapa buku
mengenai sistem penomoran, yang kemudian menjadi dasar aritmatika modern.
Bersama al-Khawarizmi dan banu musa bersaudara, ia diberi tugas menerjemahkan
karya-karya filosof Yunani dalam bahasa Arab oleh khalifah al-Makmun.
4. IBNU KHALDUN
Ibnu Khaldun lahir di
Tunisia pada tahun 1332 (723 H). Nama lengkapnya Abdullah al-Rohman Ibnu
Muhammad. Keluarganya berasal dari wilayah Seville, Spanyol. Ia menimba ilmu di
Tunisia dan Maroko. Di kedua kota tersebut, ia mempelajari ilmu agama dan ilmu
umum. Dengan kecerdasannya, ia dapat menguasai kedua ilmu tersebut sehingga ia
telah bekerja pada Kaisar Mesir pada usia belasan tahun.
Ibnu Khaldun aktif dalam
dunia politik praktis. Ia pernah bekerja untuk Pemerintah Tunisia dan Fez
(Maroko). Ia pun pernah terlibat masalah dengan pemerintahan Islam Granada,
Spanyol sehingga ia mengasingkan diri menuju Aljazair dan tinggal didesa kecil bernama
“Qhat Ibnu Salama”. Didesa tersebut, ia menulis karya fenomenal berjudul “Moqaddimah”,
yaitu sebuah buku yang berisi pemikiran-pemikiran beliau.
Dalam buku ini, Ibnu
Khaldun membahas masalah sejarah dan menganalisa hubungan dinamis antar
manusia. Menurut sejumlah intelektual dunia, buku ini mempunyai peran besar
dalam ilmu psikologi,ekonomi,lingkungan hidup, dan sosial.
Selain ter kenal sebagai
penulis sejarah, Ibnu Khaldun juga di kenal sebagai seorang kritikus sejarah.
Ia juga tokoh yang mengenalkan ilmu analisa peradaban manusia dan faktor-faktor
yang mendukungnya.Selain itu, ia berhasil menemukan beberapa ilmu baru yang
berkaitan dengan peradaban manusia, seperti ilmu pembangunan sosial atau kini
disebut sosiologi. Ia juga dikenal sebagai perintis pendidikan modern.
Ia sangat percaya pada
kekuatan akal, bukan kekuatan fisik. Menurutnya, kekuatan fisik hanya membuat
orang malas, munafik, dan suka berbohong. Ibnu Khaldun hidup pada saat Mesir
mengalami kemerosotan moral dan pendidikan. Hal tersebut meembuat Ibnu
Khaldunmenghabiskan waktunya untuk mengumpulkan data dan mengingatkan
orang-orang tentang pentingnya peradaban.
Dengan demikian,
pemikiran dan analisa Ibnu Khaldun sangat berpengaruh bagi perkembangan dunia
politik, sosial, sejarah, filosofi, dan pendidikan.
5. al-khawarizmi
Nama
lengkapnya Abu Ja’far Muhammad bin Musa al-Khawarizmi. Ia lahir pada tahun 780
di Khawarizmi, sebuah kota kecil di pinggiran Sungai Oxus, Uzbekistan. Ia
dipanggil al-Khawarizmi untuk menunjukkan tempat kelahirannya. Ia terkenal
karena teori Algoritmanya. Selain itu ia juga menciptakan teori matematika
lain. Misalnya, aljabar yang disebut aritmatika (ilmu hitung) oleh ilmuwan
Barat.
Aljabar diambil dari kata depan
buku yang dikarangnya, yaitu “al-Jabr
wa al-Muqabila”. Dalam buku ini, ia merumuskan dan menjelaskan secara detail tabel
trigonometi. Tak hanya itu, buku tersebut juga memperkenalkan sejumlah teori
kalkulus dasar. Sebuah karangan beliau yang dianggap penting dan telah disalin
dalam bahasa latin adalah Trattari d’Arithmetica. Buku tersebut membahas
beberapa soal hitungan, asal-usul angka, dan sejarah angka-angka yang sekarang
ini kita gunakan.
Trattari d’Arithmetica diterbitkan
pada tahun 1857 di Roma.Beliau juga menghasilkan karya dibidang astronomi. Ia
membuat sebuah tabel yang khusus mengelompokkan ilmu perbintangan ini. Beberapa
universitas di eropa menggunakan buku karya beliau sebagai bahan acuan dan buku
teks pelajaran untuk para mahasiswanya hingga memasuki pertengahan abad XVI.
Beliau meninggal pada tahun 850.
6. UMAR KHAYYAM
Nama lengkapnya
Ghyasiddin Abdul Fatih bin Ibrahim al-Khayyam. Ia lahir di Khurasan pada tahun
1048. Ia menimba ilmu dari seorang pendidik terkenal bernama Imam Muwaffak.
Pada masanya ia dikenal sebagai ilmuwan cerdas abad pertengahan. Oeh karena
kecerdasannya, Umar Khayyam ditawari menjadi pejabat istana oleh Sultan Malik
Syah. Namun, ia lebih memilih mendalami ilmu penelitian.
Sultan pun memberikan
dana untuk mengadakan penelitian dalam bidang matematika dan astronomi.
Disamping diberi dana, Sultan juga membuatkan pusat observasi dan astronomi
yang megah. Umar Khayyam, sebagai ketua besertabeberapa ilmuwan yang ada di
istana mulai melakukan sejumlah penelitian astronomi. Mereka pun berhasil
melakukan modifikasiterhadap perhitungan kalender muslim. Menurut hasil
penelitiannya, dalam satu tahun terdapat 365,24219858156 hari. Ternyata, hasil
penelitian Umar Khayyam tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian pada zaman
sekarang.
Dalam bidang astronomi,
Umar Khayyam berhasil menerbitkan sebuah karya berupa seri tabel astronomi yang
dikenal sebagai Zij Malik Syah. Sementara dibidang matematika, hasil karyanya
adalah al-Jabr (Algebra). Karya ini memberikan peranan besar dalam perkembangan
ilmu matematika. Beliau adalah orang pertama yang mengklasifikasikan persamaan
tingkat satu (persamaan linier) dan memikirkan pemecahan masalah persamaan
pangkat tiga secara ilmiah. Ia juga telah memperkenalkan sebuah persamaan
parsial untuk ilmu aljabar dan geometri. Ia membuktikan bahwa suatu masalah
geometri tertentu dapat diselesaikan dengan fungsi aljabar.
Karya
beliau yang lain adalah Jamawi al-Hisab. Karya ini berisi referensi paling awal
tentang tentang segitiga pascal dan menguji balik postulat V yang menyangkut
teori garis sejajar. Umar Khayyam juga seorang sastrawan. Ia menulis sejumlah
puisi tentang kisah hidupnya. Puisi tersebut terdapat dalam karyanya yang
berjudul Rubiyat. Kini, karya tersebut masih tersimpan di kota Khurasan.
Sementara itu, karya sastra beliau yang lain banyak diterjemahkan kedalam
bahasa Inggris. Salah satu karyanya diterjemahkan oleh Fitz Gerald pada tahun
1839. Beliau wafat pada akhir abad ke XII.
7. JABIR
IBNU HAYYAN
Jabir
Ibnu Hayyan adalah seorang ilmuwan yang menyandang gelar ahli kimia Arab. Abu
Abdullah Jabir bin Hayyan al-Kufi as-Sufi adalah nama lengkapnya. Ia lahir pada
tahun 721 dan dibesarkan dalam keluarga dokter. Demi menunjang aktivitasnya
sebagai ilmuwan, Ibnu Hayyan mendirikan sebuah laboratorium. Di tempat ini, ia
melakukan sejumlah percobaan, seperti sublimasi, penyaringan, kristalisasi, dan
sebagainya.
Atas
jasa dan karyanya di bidang kimia, Beliau mendapat gelar Bapak Kimia Islam
pertaama. Ia tidak hanya terkenal dinegeri kelahirannya, tapi juga di wilayah
lain, seperti Eropa. Disana ia lebih dikenal dengan nama Geber. Beliau juga
dikenal sebagai orang pertama yang mendirikan laboratorium dan menggunakan
tungku sebagai tempat mengolah mineral, mengekstrasi zat-zat, sebelum kemudian
mengklasifikasikannya. Beliau juga menulis sejumlah risalah, terutama yang
berkaitan dangan ilmu kimia.
Pada
abad pertengahan, risalahnya yang berjudul Kitab al-Kimya dan Kitab al-Sab’een
diterjemahkan kedalam bahasa Latin. Dikemudian hari, terjemahan bahasa latin
al-Kimya diterbitkan lagi oleh seorang Inggris bernama Robert Chester dengan judul The Book of the
Coposition of Alchemy (1444). Sebuah buku karya Ibnu Hayyan juga sempat diterjemahkan
oleh Berthelot dengan judul Book of Kingdom, Book of the Blances, dan Book of
Eastern Mercury.
Pada
tahun 1678, seorang penerjemah asal Inggris yang bernama Richard Russel
menerjemahkan karya Jabir yang lain dengan judul Sum of Perfection. Dikemudian
hari, buku ini menjadi buku terpopuler di eropa selama beberapa abad. Buku ini
memberi pengaruh besar pada proses evolusi ilmu kimia modern. Ibnu Jabir Hayyan
wafat pada tahun 815 di Khufah.
8. Zakariyya
ar-razi
Ar-razi
dilahirkan pada tahun 846 di Rayy, dekat Teheran, Iran. Nama aslinya adalah Abu
Bakar Muhammad bin Zakariyya ar-Razi. Di barat, ia dikenal dengan sebutan
Razhes. Ia juga sering dijuluki sebagai Galen-nya Arab. Galen adalah seorang
dokter dan filosof Yunani yang sangat terkenal. Dibidang medis, ar-Razi
mencurahkan segenap pikirannya untuk mendiagnosa penyakit cacar. Ia pun di
anggap sebagai dokter pertama yang meneliti penyakit tersebut. Ar-Razi
membedakan penyakit cacar dengan cacar air (variola) dan cacar merah
(rougella).
Ar-Razi
juga menulis sejumlah karya. Salah satunya adalah aj-Judari wal al-Hasbah
(Cacar dan Campak), yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa Inggris oleh J.
Ruska dan diterbitkan dengan judul ar-Razi’s Buch : Gehemnis der Gehemnisse.
Selama hidupnya, ar-Razi telah mengarang sekitar dua ratus buku ilmiah. Salah
satu diantaranya adalah al-Hawi (Buku Menyeluruh) yang terdiri dari dua puluh
jilid.
Buku
karya ar-Razi lainnya adalah sebuah ensiklopedi kedokteran yang terdiri dari
sepuluh jilid. Jilid kesembilan buku ini diterbitkan bersama al- Qanun fi’fh
Thibb karya Ibnu Sina. Selain menulis buku, ar- Razi juga menciptakan berbagai
jenis obat. Ia juga berhasil menemukan cara membuat alkohol. Dikemudian hari,
penemuan tersebut ditindaklanjuti oleh Arnol Pilinov. Pada abad XII, alkohol
menjadi populer.
Ar-Razi
wafat pada tahun 925 dikota kelahirannya. Pengabdian dan kejeniusan ar-Razi
diakui oleh dunia Barat hingga kini. Ia pun disebut sebagai tokoh perintis ilmu
kedokteran terbesar dari dunia Islam.
9. khwaja
nasiruddin at-tusi
Khwaja
Nasruddin at-Tusi lahir di Tus, Kurasan (kini Iran). Setelah menyelesaikan
pendidikan dasar, at-Tusi mempelajari berbagai cabang ilmu, diantaranya fikih,
usul fikih, kalam filsafat, tasawuf, kedokteran, matematika, dan musik (teori),
sehingga ia dikenal sebagai seorang filsuf, teolog, matematikus, dan astronom.
Namun, tokoh ini tidak begitu dikenal dikalangan Islam Suni, termasuk di
Indonesia. Ia lebih dikenal dikalangan Islam Syiah dan dipandang sebagai teolog
terbesar Syiah.
Jasa
utama Nasiruddin at-Tusi dalam pengembangan ilmu adalah pembangunan sebuah
observatorium di Maraghah, Azerbaijan. Observatorium tersebut dilengkapi dengan
alat yang canggih pada waktu itu sehingga menjadi pusat penelitian astronomi
dan matematika. Selain itu, beliau juga terkenal dengan tabel astronominya.
Nama tabel astronomi ciptaan beliau adalah Zij-i Il-Khani. Beliau meninggal
pada tahun 672 H/1274 M, di Bagdad.
10. Ibnu
Sina
Ibnu Sina lahir pada tahun 980 di Afsyanah, Bukhara. Di Barat ia lebih
dikenal dengan sebutan Avicenna. Selain mempelajari ilmu agama, ia juga
mempelajari ilmu umum, seperti matematika, fisika, dan kedokteran. Ia mempunyai
kecerdasan yang tinggi sehingga dalam waktu setengah tahun mampu menguasai ilmu
kedokteran.
Disebabkan
kecerdasannya yang luar biasa, Ibnu Sina berhasil menguasai semua ilmu itu ketika
umurnya masih sangat belia, yakni 10 tahun. Setelah itu, Ibnu Sina melanjutkan
pendidikannya dengan belajar ilmu hukum, logika, matematika, politik, fisika,
kedokteran, dan filsafat. Beliau dikenal sebagai otodidak yang amat tekun dan
cerdas. Konon, ia menguasai ilmu kedokteran dalam waktu satu setengah tahun tanpa
bimbingan seorang guru.
Menginjak
usia 17 tahun, beliau berhasil menangani penyakit khalifah Nuh bin Mansur. Oleh
karena itu, ia memperoleh izin untuk belajar di perpustakaan pribadi sang
khalifah. Diperpustakaan tersebut, ia berkesempatan mendalami ilmunya. Ia
mempelajari semua koleksi buku yang ada ditempat itu. Pada usia 18 tahun, Ibnu
Sina telah menguasai seluruh cabang ilmu pengetahuan yang ada pada masanya.
Selain
dikenal sebagaiii filosof dan dokter, Ibnu Sina adalah seorang menteri pula. Ia
memegang jabatan tersebut pada masa pemerintahan Syamsuddaulah di Hamadzan.
Namun disela-sela kesibukannya, beliau terus menghasilkan karya. Pada masa itu,
ia menulis sebuah karya filsafat monumentalnya yang berjudul asy-Syifa’.
Setelah
kematian ayahnya, Ibnu Sina memutuskan untuk meninggalkan Bukhara menuju Jurjan.
Dari Jurjan, ia terus mengembara hingga tiba di Khawarazm, sebelum kemudian
sampai Mamadzan. Selama dalam perjalanan panjang itu, pemikiran filsafat Ibnu
Sina semakin bertambah matang. Pada suatu waktu, ia berhasil membangun
pemikiran filsafatnya sendiri sebagai suatu sistem yang lengkap dan terperinci.
Pada masa itu, Ibnu Sina menghasilkan sebuah karya besar yang berjudul Qanun fi
al-Tibb (Canon of Medicine).
Buku
tersebut dianggap sebagai “buku suci” ilmu kedokteran dan dijadikan buku
pegangan para mahasiswa kedokteran Eropa. Buku yang disebut sebagai ensiklopedi
kedokteran ini telah menguasai dunia ilmu pengobatan Eropa selama kurang lebih
500 tahun. Buku ini bahkan sudah diterjemahkan dalam berbagai bahasa, seperti
Ibrani, Latin, Perancis, Spanyol, Itali, dan sebagainya. Sejak zaman Dinasti
Han di Cina, buku ini menjadi standar kedokteran Cina.
Teori anatomi dan
fisiologi yang tertulis didalamnya telah mendasari sebagian besar analogi
manusia terhadap negara. Buku ini juga pernah diterbitkan di Roma (1593) dan
India (1323). Salah satu pernyataan dari buku ini yang menjadi dasar sejumlah
teori kedokteran adalah bahwa mengalir secara terus-menerus dalam satu
lingkaran dan tidak akan pernah berhenti.
Ibnu Sina
wafat pada tahun 1037 (428 H) di Hamadan. Pada tahun 1955, Ibnu Sina dinobatkan
sebagai Father of Doctors (Bapak kedokteran) dan sebuah monumen dibangun untuk
memperingati 1000 tahun kelahirannya di Teheran.
11.
Ibnu Tufail
Ibnu
Tufail adalah ahli filsafat dan kedokteran. Ia lahir di Guadix, Spanyol tahun
1110. Nama lengkapnya Abdul Malik bin Muhammad bin Abu Tufail al-Qaisy. Ia
lebih dikenal dengan sebutan al-Andalusi dan al-Kurtubi. Di Barat, ia dikenal
dengan nama Abu Bacer. Karya yang dihasilkannya dan menjadi salah satu karya
cemerlang di bidang filsafat adalah Hayy ibn Yaqzan (The Living son of
Vigilant).
Buku
ini dibuat berdasarkan sebuah cerita kuno di dunia Timur, yaitu The Story of
the Idol and the King and His Doughter. Buku ini berisi tentang pengetahuan
manusia yang muncul dari sebuah kekosongan, lalu ia menemukan perjalanan mistik
melalui hubungannya dengan Tuhan. Dalam setiap karyanya, ia selalu berupaya
menyeimbangkan antara agama dan pemikiran rasional. Menurutnya, ada sebuah
jalan mistis yang dapat dirasakan seseorang jika ia berhubungan dengan Tuhan,
seperti ibadah yang dilakukan secara teratur. Beliau meninggal pada tahun 1185
di Maroko.
12. al-battani
Al-Battani lahir pada
tahun 858 di Battan, Harran. Nama lengkapnya adalah Abu ‘Abdullah Muhammad Ibn
Jabir Ibnu Sinan al-Battani. Namun para penulis abad pertengahan lebih sering
menyebutnya dengan nama Albategni atau al-Batenus. Ketertarikan al- Battani
pada benda-benda langit membuatnya menekuni bidang astronomi. Ia mendapat
pendidikan pendidikan tersebut dari sang ayah, Jabir Ibn San’an al-Battani.
Dengan kecerdasanyya, al-Battani mampu menguasai semua pelajaran yang diberikan
ayahnya dan menggunakan sejumlah peralatan astronomi dalam waktu cukup singkat.
Sebagai seorang ahli
astronomi, al-Battani menghasilkan sejumlah penemuan astronomi yang penting
bagi dunia.Ia adalah ilmuwan pertama yang mengetahui berapa lama waktu yang
dibutuhkan bumi mengelilingi matahari, yaitu 365 hari, 5 jam, 46 menit,dan 24
detik. Angka yang ditujukan dalam perhitungannya itu mendekati yang dihasilkan
para ilmuwan modern saat melakukan penelitian yang sama dengan menggunakan alat
yang lebih akurat.
Al-Battani
menemukan garis bujur terjauh matahari mengalami peningkatan sebesar 16,47
derajat sejak perhitungan yang dilakukan Ptolomeus beberapa abad sebelumnya. Ia
juga bisa menentukan kemiringan ekliptik, panjang musim, dan orbit matahari
secara akurat. Pada masanya beliau adalah satu-satunya ahli astronomi yang
mampu menggambarkan ukuran bulan dan matahari secara akurat. Al-Battani
dianggap sebagai guru, terutama bagi orang-orang Eropa, karena ia banyak
mengenalkan terminologi astronomi yang berasal dari bahasa Arab, seperti
azimuth, zenith, dan nadir.
Karya beliau yang
sangat berpengaruh adalah Kitab Ma’rifat Matali al-Buruj fi ma Baina Arba
al-Falak, sebuah buku ilmu pengetahuan tentang zodiak dan pemecahan soal-soal
astrologi. Selain itu, dikenal pula Risalah fi Tahkik Akdar al-Ittisalat, yaitu
sebuah uraian mengenai sejumlah penemuan dan penerapan astrologi. Karya al-Battani
lainnya adalah az-Zaujuz li Battani (Almanak Versi al-Battani). Buku ini memuat
enam puluh tema, seperti pembagian planet, lingkaran kecil yang mengitari
lingkaran besar, garis orbit, dan sirkulasi peredaran planet.
Salah satu
buku astronomi karya al-Battani yang juga terkenal adalah Kitab al-Zij. Pada
abad XII, buku ini diterjemahkan dalam bahasa Latin dengan judul De Scienta
Stellerum u De Numeris Stellerum et Motibus oleh Plato dari Tivoli. Terjemahan
tertua dari karya tersebut masih tersimpan di Vatikan. Dalam bidang matematika,
nama al-Battani juga cukup dikenal masyarakat dunia.
Salah satu
kontribusinya dibidang ini adalah upayanya melakukan perbaikan terhadap
kaidah-kaidah dasar hukum astronomi yang didasarkan pada penemuan Ptolomeus
yang tertulis dalam Almagest. Beliau meninggal pada tahun 929 di Irak.
13. Abdus Salam
Abdus Salam tercatat sebagai muslim
pertama penerima Nobel. Sebelum Abdus Salam, tak seorang pun ilmuwan ataupun
cendikiawan muslim yang berhasil meraihnya. Abdus Salam lahir pada tanggal 29
Januari 1926 di Pakistan. Ia meraih gelar Doctor of Phylosophy (Ph. D) dalam
bidang Fisika Teori dan Uneversitas Cambridge, Inggris pada usia 26 tahun.
Dua tahun
sebelumnya, ia berhasil memenangkan Smith’s Prizes karena beberapa karya
ilmiahnya dianggap memiliki nilai tinggi. Sejak tahun 1957-1982, Abdus Salam
telah menerima gelar Doctor of Science Honoris Causa dari 18 Universitas yang
berada di berbagai negara. Sejak tahun 1957, ia bekerja sebagai guru besar
Fisika Teori di Universitas London. Pada tahun 1964, ia menjabat sebagai
direktur International Centre for Theoritical Physics di Trieste.
Abdus Salam
melakukan sebuah penelitian yang hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
prinsipil antara gaya nuklir dan listrik. Pada tahun 1973, kebenaran teori
tersebut didukung oleh para peneliti dari Laboratorium Riset Nuklir Eropa
(CERN), Jenewa, yang menemukan adanya interaksi “arus netral”, yang merupakan
bagian pokok dari prediksi teori Abdus Salam (Teori Medan Terpadu).